Arti Sayyid, Sayyidah, Syarif, Syarifah dan Nashab Rasululullah

ISTILAH SAYYID/SAYYIDAH-SYARIF/SYARIFAH  Oleh : Ahmad Junaidi Al-Kregenaniy  12 April 2018 Gelar Sayyid Dalam Islam, dikenal istilah 'Sayyid', 'Syarif', dan 'Habib' yang sering dipakai untuk menyebut para Ahlul Bait.

Berikut ini ulasan singkatnya. Istilah 'As-Sayyid' dalam bahasa Arab berarti 'ketua 'pemimpin'. Bentuk jamaknya adalah 'Saadat' atau 'Asyad'. Istilah Sayyid dalam konteks lain berarti 'ketua suku' (sayyid al-Qabilah) atau orang bangsawan.  Kata sayyid secara harfiah berarti Tuan, dalam dunia Arab sen-diri.

Kata yang mempunyai konsep yang sama (dengan sayyid) adalah Sidi (berasal dari bahasa Arab sayyidi) yang digunakan di Arab bagian Barat. Di Turki menggunakan Sayyid, sebagai penghormatan pada nama dan diletakkan sebelum nama orang-orang yang dianggap suci di kalangan mereka.

Sayid (jamak : Sadah) adalah gelar kehormatan yang diberikan kepada orang-orang yang merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW melalui cucu beliau, Hasan bin Ali dan Husain bin Ali, yang merupakan putri dari putri Nabi Muhammad SAW, yaitu Fatimah az-Zahra dan menantunya Ali bin Abi Thalib. Untuk keturunan wanita mendapatkan gelar berupa Syarifah atau ada juga menyebutnya Sayyidah, Alawiyah,  atau Sharifah.

Keturunan Arab atau Iran yang memakai gelar ; Sayyid, Habib, Alatas, Alaydrus, Assegaff, Al-Husainy, al-Quraisy, Syed, Syarifah, Habibah dan seterusnya. Istilah 'Sayyid' disebutkan dalam hadis riwayat Bukhari sebagai berikut:

"Sungguhlah bahwa puteraku ini (sambil menunjuk kepada Al-Hassan RA) adalah Sayyid. Mudah-mudahan melaluinya Allah akan mendamaikan (pertikaian) antara dua golongan besar dari kaum muslimin".

Dalam sejarah ternyata beliau memang mendamaikan pertikaian yang timbul setelah wafatnya Khalifah Ali. Rasulullah SAW juga pernah menyebut puterinya Fatimah sebagai pemimpin wanita Islam (sayyidah nisa' ummati), dan cucunya Al-Hussein, sebagai 'pemimpin kaum beliau di surga (Sayyid Syabab Ahl Al-Jannah).' Gelar Syarif/Syarifah Istilah 'Syarif', (jamak: 'Asyraaf) berarti ketua atau pemimpin, sama maksudnya dengan istilah 'Sayyid'. 

Diawal-awal Islam, Gelar 'Syarif' dipakai untuk Bani Hasyim sebagainama sebutan/gelar. Orang pertama Bani Hasyim yang memakai gelar 'Syarif' adalah Syarif Ar-Radhiy dan saudaranya Al-Murtadho. Di Hijaz, sebutan 'Syarif' tidak digunakan kecuali untuk para penguasa Mekah dari keturunan Al-Hasan.[1]      

Adapun gelar syarif, dalam dunia Arab istilah Syarif digunakan /disematkan kepada orang-orang yang punya pertalian dari keturu-nan Hasan bin Ali, dan mereka itu banyak tersebar di Yordania, Iran, Yaman, serta Maroko. sedangkan gelar/predikat ”Sayyid” digunakan /diberikan ahlul bait dari keturunan Husain bin Ali. Kata lain dalam bahasa Arab yang mirip adalah Syekh dan Syarif. Keturunan dari Hasan bin Ali yang pernah memerintah Mak-kah, Madinah, Iraq pada masa Kesultanan Turki Utsmaniyah dan sekarang di Yordania, yaitu Hasyimiyah atau Hashemites menggu-nakan gelar Syarif.

Sejarah gelar keturunan Rasulullah SAW Panggilan atau gelar-gelar yang disandangnya pun mengalami beberapa kali perubahan dilihat dari urutan waktu sejarahnya. Menurut Sayyid Muhammad Ahmad al-Syatiri dalam kitabnya “Sirah al-Salaf min Bani Alawi al-Husainiyyin, para Salaf  kaum ‘Alawi di Hadramaut dibagi menjadi empat tahap yang masing-masing tahap mempunyai gelar tersendiri.

Gelar yang diberikan oleh masyarakat Hadramaut kepada tokoh-tokoh besar Alawiyin ialah :

1.  Imam 

Masa ini mulai dari abad III H sampai abad VII H. Pada tahap ini di antara tokoh-tokohnya adalah Imam Ahmad al-Muhajir, Imam Ubaidillah, Imam Alwi bin Ubaidillah, Bashri, Jadid, Imam Salim bin Bashri.

2. Syaikh 

 Masa ini mulai dari abad VII H sampai abad XI H. Tahapan ini dimulai dengan munculnya Muhammad al-Faqih al-Muqaddam  yang ditandai dengan berkembangnya Tasawuf. Syaikh berarti Guru.

Dengan berkembangnya Ilmu Tasawuf dalam kalangan dzurriah, banyak bermunculan dari kalangan mereka yang telah mencapai al-Mujtahid al-Mutlaq dalam ilmu syari’at di usia dini. Setiap dari mereka memiliki karakter khusus sehingga banyak pe-ngikutnya pun menamainya sesuai dengan karakter dan prilakunya, Sebagaimana gelar-gelar berikut :

1.     Abdurahman al-Saqqaf bin Muhammad Maula al-Dawilah

Ia digelari al-Saqqaf karena kedudukannya sebagai pengayom dan Ilmu serta tasawufnya yang tinggi. Dan Anaknya Umar Al-Muhdhar. Ia juga sangat terkenal karena kedermawanannya.

2.     Waliyullah Abu Bakar Al-Sakran,

Digelari dengan al-Sakran , karena beliau mabuk dengan cintanya kepada Allah SWT.

3.     Waliyullah Abu Bakar

Basyeban (berambut putih, padahal beliau masih muda),

4.     Waliyullah Abdurrahman bin Aqil bin Salim al-Attas,

menurut Habib Ali bin Hasan al-Attas (shohib al-Mashad) dalam kitabnya al-Qirthos Fi Manaqib al-Habib Umar bin Abdurahman al Attas  mengatakan bahwa pemberian gelar al-Attas (bersin) dikarenakan keramatnya, yaitu bersin dalam perut ibunya seraya mengucapkan Alhamdulillah, yang mana perkataan tersebut didengar oleh ibunya.

Menurut Habib Ali yang pertama kali bersin dalam perut ibunya yaitu Aqil bin Salim, saudara kandung Syaikh Abu Bakar bin Salim, selanjutnya gelar tersebut dipakai oleh anaknya yang bernama Abdurahman. 

Begitupun gelar-gelar yang lain yang terus dipakai untuk memudahkan mengenal anak keturunannya (Marga dan Nasabnya)   seperti Al-Aydrus,  Al-Haddad, Al-Jufri, Al-Baharun, Al-Jamalullail, Al-Bin Syihab, Al-Hadi, Al-Banahsan, Al-Bin Syaikh Abu Bakar, Al-Haddar, Al Bin Jindan, Al-Musawa, Al-Maulachila, Al-Mauladdawi-lah, Al Bin Yahya, Al-Hinduan, Al-Aidid, Al-Habsyi, Al-Hamid, dll

3. Habib 

 Masa ini mulai dari pertengahan abad XI sampai abad XIV. Tahap ini ditandai dengan mulai membanjirnya hijrah kaum ‘Alawi keluar Hadramaut. Dan diantara mereka ada yang mendirikan kerajaan atau kesultanan yang peninggalannya masih dapat disaksikan hingga kini, diantaranya kerajaan Alaydrus di Surrat (India), kesultanan Al-Qadri di kepulauan Komoro dan Pontianak,  Al-Syahab di Siak dan Bafaqih di Filipina.

Tokoh utama ‘Alawi masa ini adalah Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad yang mempunyai daya pikir, daya ingat dan kemampuan menghafalnya yang luar biasa. Pada tahap ini juga terdapat Habib Abdurahman bin Abdullah Bil faqih, Habib Muhsin bin Alwi al-Saqqaf, Habib Husain bin syaikh Abu Bakar bin Salim, Habib Hasan bin Soleh al-Bahar, Habib Ah-mad bin Zein al-Habsyi.

4. Sayyid   

Masa ini mulai dari awal abad XIV. Tahap ini ditandai kemunduran kecermelangan kaum ‘Alawi. Di antara para tokoh tahap ini ialah Imam Ali bin Muhammad al-Habsyi, Imam Ahmad bin Hasan al-Attas, Allamah Abu Bakar bin Abdurahman Syahab, Habib Muhammad bin Thahir al-Haddad, Habib Husain bin Hamid al-Muhdhar.

Sejarawan Hadramaut Muhammad Bamuthrif mengatakan bah-wa “Alawiyin” atau ”qabilah Ba’alawi” dianggap qabilah yang terbe-sar jumlahnya di Hadramaut dan yang paling banyak hijrah ke Asia dan Afrika. diposting

Oleh :Ahmad Junaidi Al-Kregenaniy

No comments

Search This Blog

Powered by Blogger.